Solusi G30S PKI Dari Sejarah Anak Abu Jahal
Hallo sahabat sahurinur.com, pada kesempatan kali ini saya ingin membahas topik yang sedang ramai yakni G30S PKI, namun bagaimana solusinya? Yang pertama, ini adalah pemikiran saya pribadi yang mencoba untuk melihat permasalahan secara utuh. Entah itu dari peristiwa, ideologi dan juga individu yang terlibat dari sebuah masa lalu yang kelam di negeri Indonesia, yakni tentang peristiwa G30S PKI.
Jika kita berbicara tentang sejaran Indonesia, maka saya anak muda yang tidak banyak membaca, yang lahir di tahun 80an, ingin mencoba untuk menuangkan ide dan gagasan tentang permasalahan PKI ini. Tentu kita sepakat bahwa ideologi PKI yang memang sudah banyak memakan korban, mulai dari tahun 1948 hingga ke tahun 1965 adalah ideologi yang TERLARANG di Indonesia. Namun bagaimana sebaiknya kita mendudukan masalah ini secara utuh, karena beredar tentang kabar anak anak dari pelaku PKI mendapatkan perlakuan yang tidak adil di Indonesia, bahkan hingga saat ini. Misalnya tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, tindak tanduknya selalu diawasi dan tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan ancaman dari orang yang tidak dikenal.
PKI Ideologi Terlarang di Indonesia.
Saya mencoba merenung, walau memang bisa jadi pemikiran ini pun salah, dan saya tidak ada sangkut pautnya dengan PKI, bapak saya adalah purnawirawan TNI yang dapat dipastikan tidak ada ideologi PKI yang mengalir dalam tubuh saya. Namun hati ini tergelitik, dimana mendengar keturunan PKI, anak cucunya, yang ada kemungkinan tidak mengambil ideologi PKI sebagai pemahaman pemikirannya, diperlakukan berbeda dengan warga negara yang lain. Apakah adil negara terhadap mereka, apakah hal yang diskriminatif ini malah tidak membuat mereka semakin dendam dengan Indonesia? Ada kisah yang ingin saya share pada artikel kali ini, dimana salah satu sahabat Rasulullah, yang bernama Ikrimah bin Amr bin Hisyam (Abu Jahal). Anak kandung dari Abu Jahal, bapaknya kebodohan, namun beliau menjadi sahabat Nabi dan syahid dalam peperangan dalam membela agama Allah.
Belajar Dari Ikrimah bin Abu Jahal.
Kita bisa mengambil pelajaran bahwa, Rasulullah mengajarkan kita untuk tidak lagi melihat dari masa lalu seseorang. Asalkan orang tersebut mau berubah menjadi lebih baik, maka kita diminta untuk dengan ikhlas memberi maaf kepada mereka. Sejarah menjelaskan, Ikrimah dalam kehidupannya, melihat ayahnya terus menerus memerangi Islam dan Rasulnya, bahkan dalam perang badar, uhud dan khandaq Ikrimah masih menjadi bagian dari kaum kafir, yang berarti memiliki maksud untuk menghancurkan Islam dan membunuh Rasulullah. Singkat cerita, dalam satu waktu, Ikrimah lari ke Yaman untuk menyelamatkan dirinya, karena Rasulullah telah mempersilahkan para sahabat untuk membunuh Ikrimah. Kebencian Ikrimah terhadap Islam terus membara, hingga pada suatu saat, Allah memberikan hidayah kepada Istri Ikrimah untuk memeluk Islam, dan Allah telah melarang bercampurnya pasangan dimana Istri muslim dan Suami Kafir. Akhirnya dengan hal ini Ikrimah pun masuk Islam dan Ikrimah ke Mekah untuk menemui Rasulullah.
Ada hal menarik saat Ikrimah kembali ke Makkah, dimana Rasulullah yang mengetahui Ikrimah akan datang mengatakan kepada para sahabatnya
Sesungguhnya Ikrimah bin Abi Jahal akan datang kepadamu dalam keadaan beriman dan berhijrah, maka janganlah kamu mencela ayahnya, karena mencela orang yang sudah mati dapat menyakitkan orang yang masih hidup, walaupun celaan itu tidak sampai kepada orang yang sudah mati.
Kita lihat, bagaimana luar biasa akhlak yang diperlihatkan oleh Rasulullah, beliau seolah lupa bahwa, Ikrimah beberapa waktu yang lalu memusuhi, bahkan ingin membunuh beliau, namun saat Ikrimah mendapatkan hidayah, para sahabat pun diingatkan oleh Rasulullah, untuk tidak mengungkit apa yang pernah dibuat oleh ayahnya yakni Abu Jahal. Bahkan Ikrimah syahid dalam Yarmuk dan berada di sisinya ialah Harits bin Hisyam dan Ayyasy bin Abi Rabi’ah yang mereka meninggal saat saling berbagi air.
Artikel Lainnya : Negeri Kita Sudah Terbalik
Saya pun mencoba mengambil hikmah, dimana jika ada ideologi yang mencoba merongrong negara ini, maka itu harus diberantas, namun tidak dengan orang orangnya. Bahkan hemat saya, jika ada anak anak dari PKI yang tidak memiliki ideologi yang sama dengan orang tuanya, maka perlakukan ia sama dengan warga negara Indonesia lainnya, sehingga tidak ada kebencian yang mendemdam dikarenakan perlakuan yang semena mena. Namun jika anak anak dan keturunan PKI ingin mengembalikan lagi kekuatan PKI, maka, hal tersebut harus segera diberangus, karena tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di negara Pancasila, Indonesia.
Semoga tulisan singkat ini bisa membuat kita lebih bijak dalam bersikap dan lebih arif dalam melangkah, jika ada ketidaksetujuan dan lain hal, silahkan komen di bawah artikel ini.
Mantap tulisannya akh Sauri Nur
Terima kasih pak 🙂