BMT Aroma Masjid Asabri Bisnis Dengan Mengutamakan Dakwah
Dalam kondisi ekonomi yang sedang sulit di masa covid 19 ini, ada bisnis yang menarik yang dijalankan BMT Aroma masjid asabri Jatiasih. Ya, dengan semangat menolong saudara-saudara yang terhimpit hutang dengan sistem yang tidak syar’i atau terjerat riba, maka beberapa pengurus Yayasan Masjid Asabri berkumpul di suatu malam di penghujung bulan Ramadhan 1441 H. Mereka merumuskan untuk mendirikan BMT dengan tujuan membantu mengeluarkan saudara-saudara kita dari jeratan riba.
Lalu, mari kita bahas dari sisi manajemen resiko, apakah bisnis ini bisa survive dengan kondisi seperti ini? Sudah barang tentu kita akan membahas dari cashflow, darimana sumber dana BMT, lalu bagaimana pengelolaannya, apa yang membedakan dengan bank konvensional atau juga koperasi yang umum? Maka, di sisi bisnis BMT Aroma ini, tentunya sangat beresiko. Bagaimana tidak, kondisi ekonomi sangat parah dirasakan Indonesia dan juga seluruh dunia, BMT Aroma malah memberikan pembiayaan yang sifatnya Islami. Tentu ini membuat para pakar pun menggaruk-garuk kepala. Dengan modal yang tidak besar, memberikan pembiayaan kepada orang-orang yang walaupun di verifikasi dan di analisa dengan baik, pastinya resiko tetaplah besar.
Namun, ternyata alasan terkuat adalah perihal ta’awun, atau saling menolong sesama saudara semuslim dan juga saudara sebangsa, keluar dari permasalahan ekonomi. Pendekatan yang diambil pun adalah pendekatan yang berbasis Islam, mengeluarkan dana dengan niatan membantu, namun tetap bisnis dijalankan dengan profesional. Dimana dalam struktur kepengurusan BMT ada yang bertindak sebagai collector atau yang mengingatkan penagihan.
Ternyata dalam membuat sebuah bisnis, maka visi dari lembaga bisnis harus kuat, inilah yang membuat BMT Aroma didirikan walau dalam kondisi yang tidak terlalu baik dalam ekonomi makro. Bismillah, mari sama-sama kita membantu BMT Aroma dengan memberikan investasi terbaik kita guna membuat saudara-saudara kita tetap jalan usahanya tanpa lagi bergelut dengan riba.